Jumat, 23 Januari 2015

JALAN KEHIDUPAN ( Ar-rum ayat 40-41 )




Dalam Artikel ini saya akan membahas tentang isi kandungan surat ar - rum ayat 40-41 .baiklah sebelum kita membahas nya marilah kita baca terlebih dahulu surat ar -rum ayat 40-41 berikut ini .. :)






 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ  
 
 
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 
  
40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

MENURUT IBNU.
ayat 40 :
Ayat ini kembali membicarakan kaum musyrik. Mereka dipersoalkan kembali agar mereka tahu bahwa mereka itu bodoh dan sesat. Di atas, sebelum ayat-ayat mengenai pengaturan rezeki Allah, mereka telah meminta untuk memberikan keterangan dan bukti atas kebenaran apa yang mereka sembah selain Allah. 
Mereka diminta untuk mendapatkan dan menerangkan kitab dari langit, atau seorang Rasul dari Allah atau malaikat untuk menerangkan kebenaran akidah itu. Tetapi mereka tak sanggup berbuat demikian. Tanda-tanda Allah telah datang kepada mereka yang menyeru agar meneliti keterangan dan hujah yang ada dalam jiwa mereka sendiri, agar mereka memalingkan akal --jika mereka berakal --kepada kenyataan-kenyataan alam dan fakta-faktanya. Pada setiap kenyataan dan fakta alam ini ada keterangan dan bukti atas adanya kebenaran yang harus disembah yaitu Allah SWT. Dialah yang menjadikan makhluk dan yang memberi rezeki, yang mematikan dan menghidupkan mereka. Adakah tuhan kaum musyrik itu yang dapat berbuat demikian, adakah tuhan mereka ikut serta menciptakan mereka, adakah tuhan mereka ikut serta memberi rezeki, adakah tuhan mereka itu mematikan dan membangkitkan mereka setelah mati? 
Inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab. Jika jawabnya positif, berikanlah. Hal itu merupakan hujah dan bukti nyata bagi mereka, bahwa yang mereka sembah itu benar, dan mereka pantas setia dan patuh kepadanya. Tetapi jika jawabnya negatif --dan ini merupakan suatu kenyataan maka gugurlah hujah itu, dan sesatlah keterangan mereka itu. Oleh karena itu seharusnya mereka segera berlepas tangan dari tuhan itu, membuangkannya dari pikiran mereka, dan menghilangkannya dari perasaan mereka. 
Pertanyaan itu adalah persoalan logika yang dimulai dengan dugaan, bahwa Allah-lah yang menciptakan, memberikan rezeki, mematikan dan menghidupkan kembali. Adakah tuhan-tuhan mereka itu dapat berbuat seperti itu? Tidak, mereka tidak berbuat sesuatu. Jadi tuhan-tuhan mereka itu tak dapat dimasukkan kepada kategori ketuhanan. Karena itu Allah sendirilah, yang tak ada sekutu bagi-Nya, yang dapat dimasukkan kepada kategori ketuhanan itu. Dari itu sucikanlah Allah dari apa-apa yang mereka sekutukan.




Ayat 41 :
 
Manusia merupakan makhluuk ciptaan Allah yang paling sempurna di banding dengan makhluk-makhluknya yang lain, perbedaan yang membedakan manusia dengan makhluknya yang lain adalah manusia di beri akal oleh Allah yang bisa di gunakan untuk berfikir membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta membedakan mana yang hak dan mana yang batil. Selain di ciptakan untuk beribadah kepadaNya manusia juga di ciptakan untuk menjaga bumi, tugas manusia di bumi meliputi memanfaatkan, memelihara dan mengelola alam semesta (khususnya bumi yang kita tinggali ini). Tingkah perilaku manusia yang serakah, perusak dan perlakuan buruk lainnya terhadap alam sesungguhnya hanyalah menyengsarakan manusia itu sendiri. Berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan panasnya bumi sebenarnya juga merupakan akibat ulah tangan manusia yang tidak memperhatikan alam. Didalam agama islam kita di ajarkan untuk senantiasa menjaga dan melindungi alam dan lingkungan sekitar. Bahkan saat beribadah pun umat islam juga di perintahkan untuk menjaga alam contohnya saja larangan menebang pohon saat naik haji, larangan berboros (jika kita boros maka sumber daya akan semakin cepat habis). Nah berkaitan dengan tugas manusia yang harus menjaga, memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta ini maka berbagai macam upaya telah di lakukan yang di antaranya penghijauan kembali, rehabilitasi air, tanah, hutan dan lain sebagainya. Semua upaya ini di lakukan guna terciptanya dan terlaksananya tugas manusia yakni sebagai pemanfaat, pengelola dan pemelihara

baiklah itu lah pembahasan dari surat ar-rum ayat 40 - 41 .. saya Habib Sadikin saya berasal dari SMA NEGERI 1 TEMPULING . Semoga artikel dari saya bermanfaat bagi kalian semua yang melihat :)